“Semakin lama kurasa semua ini semakin tak nyata
Kehidupanku bagaikan mimpi yang kutunggu tuk terbangunkan
Tak ada yang mengerti ku merasa semakin sendiri
Bagaikan rumput kecil yang tumbuh di gurun pasir yang sepi”
Sambil ditemani lagu kesukaanku, salah satu lagu dari group band Jrock berjudul Semakin Sendiri, Kulihat bintang dilangit yang gelap, tersenyum ku melihat satu bintang kecil yang bersinar terang. Aku ingin seperti bintang. Hembusan angin malam membuatku larut dalam heningnya malam sunyi. Tak kuasa ku menahan air mata yang perlahan jatuh membasahi wajahku. Dari lubuk hatiku yang terdalam,aku sangat kesepian. Andai saja aku dapat berbicara kepada bintang, aku ingin katakan bahwa aku ingin seperti bintang. Dapat selalu tersenyum dan setia menghiasi langit malam yang gelap dengan cahayanya. Aku ingin kehidupan ku seterang bintang. Tapi harus ku akui, terkadang kenyataan lebih pahit dari apa yang kuinginkan. Hidupku haus akan kasih sayang dan cinta, bahkan aku tidak pernah dapat merasakan kasih sayang dari orang tua ku sendiri.Mereka terlalu sibuk bekerja yang membuatku kurang merasakan kasih sayang dari mereka. Aku ingin seperti teman-temanku, hidupnya bahagia, tak pernah haus akan kasih sayang dari orangtua mereka sendiri. Sedangkan aku? “Ya Tuhan, mengapa ini harus terjadi padaku? Ya Tuhan, berikanlah seseorang yang dapat mencintai dan menyayangiku dengan tulus. Titipkanlah dia untukku ya Tuhan. Seseorang yang dapat selalu menemani langkahku. Selalu bisa menjagaku dan membuatku tersenyum menjalani kehidupanku ini. Titipkanlah dia untuk ku ya Tuhan,” ucapku dalam hati. Tersadar aku dari lamunan malamku. Kini mataku telah lelah untuk menangis. Aku segera menyeka air mataku. “Semoga esok adalah hari yang lebih baik dari hari ini.” Ucapku dalam hati. Aku segera tidur dan tak lama terlelap dalam heningnya malam. Kriiiiing………… Kriiiiiiing…….Kriiiiing. Jam weaker ku berbunyi tepat pada pukul 05.30. Aku beranjak dari tempat tidurku. Bergegas ku mandi dan bersiap ke sekolah. Baru seperempat jalan menuju sekolah,taksi yang ku tumpangi mendadak terdengar bunyi meledus, ternyata ban kiri pada bagian belakang taksi tersebut bocor. Segera supir taksi tersebut meminta maaf kepadaku dan sebagai gantinya dia hanya mengenakan setengah harga dari tarif biaya taksi yang biasanya. Terpaksa aku melanjutkan perjalananku menuju sekolah dengan berjalan kaki, karena letak sekolahku sudah cukup dekat dari sini. Berhenti ku sejenak dari langkahku setelah melihat genangan air yang ada tepat di depanku. Perlahan ku mengintarinya takut-takut kalau terkena genangan tersebut. Dari arah yang sama tiba-tiba datang sebuah motor Ninja merah melintas di genangan air itu, menyebabkan aku yang berada tepat di samping genangan itu ikut terkena percikan air dari motor yang melintas. “Arghh…basah deh seragam gue!” gunggamku. Motor tersebut berhenti di depanku.